Adalah istilah paliiing tepat untuk menggambarkan proses perjalanan syakira hingga sekarang bisa menganggap buku sebagai teman. 

Teringat kisah dari Nabi Sulaiman saat ditawari 3 hal "harta, tahta, atau ilmu?". Nabi Sulaiman memilih ilmu. Karna dengan ilmu, Nabi Sulaiman bisa mendapatkan ketiganya sekaligus. 

Dari kisah itu, saya sadari pentingnya mewariskan cinta belajar di benak anak-anak kami. Cinta belajar, artinya dia semangat untuk selalu menimba ilmu. Dan umi ingin yakinkan bahwa buku adalah teman yang tepat untuk itu. 

Umi punya keterbatasan. Tidak semua hal bisa umi ajarkan. Namun bila anak2 semangat belajar, anak2 bisa menjadi apapun yang mereka mau. 

Dengan buku pula saya selipkan nilai2 moral pada anak2. Dengan buku, kami berdiskusi. Dengan buku, saya menasehati. Dengan buku, saya mengenalkan tokoh dan teladan yang baik. 

Maka saya kenalkan buku itu, sejak anak2 masih bayiii, sedini mungkin. Hingga sekarang bisa saya rasakan hasilnya. Syakira sukaa sekali dengan buku. Semoga ade sakha pun begitu. 

Mendapat tantangan ini, kami sangat bersemangat. Biasanya kami tidak mengevaluasi, berapa buku yang kami baca per hari. Kadang ada juga masa bolongnya (tidak membaca buku). Namun dengan adanya pohon literasi ini, kami bisa tau, semangat tidaknya kami membaca di hari itu. Ada kepuasan tersendiri pula saat melihat pohon literasi tumbuh daunnya sedikit demi sedikit. Dan ada bonus untuk syakira : asik menempel daun! 🍃😂

Inilah daun kami di hari pertama ini. Semoga semakin hari semakin rindang. Dan di akhir bulan, pohon ini penuuuh dengan daun 😍🍃🍃📚📚 Aamiiin. .