[Review Kelompok 2] Pengenalan gender sesuai usia (3-7 tahun)

by - Thursday, September 27, 2018


Pada bahasan fitrah seksualitas kali ini, kami diingatkan akan pentingnya kerjasama dan berbagi peran antara ibu dan ayah untuk menumbuhkan fitrah seksualitas anak. Yang dibahas khusus dalam media edukasi milik kelompok 2 adalah rentang usia 3-7 tahun, dimana anak dikenalkan tentang tugas-tugas sehari2 yang dijalani ayah dan ibu. Ayah bertugas mengajak main bola bersama anak laki-laki misalnya. Sedangkan ibu bertugas mengajarkan keterampilan di dapur dan kewanitaan lainnya pada anak perempuannya.

Lebih lanjut, dijelaskan bahwa secara umum ada 3 keahlian yang harus dikuasai anak2; individu, berkeluarga dan komunal.

1. Keahlian individual; jangkauannya luas sekali. Sederhananya kemampuan seorang anak untuk bertahan hidup. Seorang anak bisa mencuci baju, membereskan tempat tidur, menyapu kamar yang ia tempati, kemampuan masak minimal untuk dirinya sendiri, kepiawaian dalam belajar tanpa harus disuruh, dll.

2. Kemampuan berkeluarga, setelah anak mampu menyelesaikan masalah-masalah dirinya sendiri , baru anak "naik kelas" dilibatkan dalam kegiatan keluarga: mengukur lauk yang dimakan, disesuaikan dengan jumlah anggota keluarga, menyiapkan meja makan bersama, menyapu areal yang lebih luas, dsb.

3. Keahlian komunal: keahlian seorang anak untuk terlibat dalam hidup bermasyarakat yang lebih luas dari sekedar keluarga kecilnya.
Misalkan ketika ada sampah berserakan, anak tergerakkah untuk memunguti dan menaruhnya di tempat sampah? Atau sudah mulai tumbuh kan kesadaran untuk sholat berjamaah di masjid.

Berikut sedikit catatan penutup dari kelompok 2 :

✅ Tema fitrah seksualitas yang diusung oleh Ustaz Harry Santosa meliputi dimensi biologis, dimensi psikologis, dimensi sosial dan kultural, yaitu menyadari jati diri sesuai kodrat yang Allah tetapkan, berperilaku dan bersikap sesuai fitrah kelelakian atau kewanitaan.

➖➖➖

✅ Kenapa fitrah seksualitas perlu dibangkitkan?
Agar anak dapat tumbuh benar sesuai kodratnya, memahami bahwa ALLAH menciptakan manusia dengan berpasangan laki-laki dan perempuan, sebagai salah satu ikhtiar agar terlindung dari penyimpangan seksual dan mengerti pembagian peran dalam keluarga dan masyarakat.

➖➖➖

✅ Melatih beberapa pekerjaan rumah kepada anak diharapkan bisa mendekatkan pada jati diri seksualitas yang sesuai dengan kodrat. Sehingga ketika ia dewasa, semua fitrah peran ini bisa tuntas. Dan saat ia menikah, selain menuntaskan tanggungjawab dirinya, ia juga bisa merasakan empati kepada pasangannya.

➖➖➖

✅ Tahapan latihan yang harus dilalui oleh anak, sesuai usia dan tingkat penguasaan :

1⃣Keahlian individual; kemampuan untuk bertahan hidup. Anak belajar mencuci baju, membereskan tempat tidur, memasak minimal untuk diri sendiri, mandiri dalam belajar, dll.

2⃣Keahlian berkeluarga; anak belajar mengukur lauk yang dimakan, disesuaikan dengan jumlah anggota keluarga, menyiapkan meja makan bersama, menyapu areal yang lebih luas, dsb.

3⃣Keahlian komunal, anak belajar terlibat dalam hidup bermasyarakat. Misal ketika ada sampah berserakan, anak tergerak untuk memungut dan menaruhnya di tempat sampah. Atau kesadaran anak untuk sholat berjamaah di masjid.

➖➖➖

✅ Fitrah seksualitas yang tumbuh paripurna kelak diharapkan akan menghantarkan mereka pada peran Ayah sejati dan Ibu sejati.

You May Also Like

0 komentar

Follow Us @ameera_syakira