Di antartika, hidup seekor pinguin bernama pingu. Pingu penasaran sekali, bagaimana ya rasanya tinggal di daerah selain di es. Dia bosan sekali karna setiap hari, yang dilihat hanya bongkahan es dan salju.
Dia bersikeras untuk melakukan perjalanan untuk memenuhi rasa ingin tahunya.

Sampailah dia pada suatu pulau. Dia sangat terpana saat melihat banyak pohon, gunung, sungai, dsb. Tapi, saat matahari sedang terik, dia kepanasan dan lemas. Dia segera mencari sebuah rumah untuk berlindung. Bertemulah dia dengan seekor kelinci di rumah itu. Kelinci itu heran, kok pinguin ada disini? Kan harusnya di es. Pingu pun bercerita tentang kisahnya, kenapa dia bisa sampai disini.

Kelinci itu mendengarkan dengan seksama lalu menanggapi. "pingu, kamu tahu tidak? Aku pun penasaran sekali bagaimana ya rasanya hidup di es? Enak pasti kan, ada banyak salju, bisa berseluncur, dan banyaaak hal di es. Tapi pingu, aku sadar bahwa Allah memberiku bulu yang tidak setebal milikmu. Aku punya kaki yang panjang, telinga yang panjang, semua yg kupunya, pasti ada maksudnya. Allah menciptakan aku tidak bisa hidup lama di es, tapi aku bisa hidup bahagia di pulau ini. Ada banyaaak yang bisa kusyukuri. Kamu pun begitu pingu. Bersyukurlah, karna apa yang kita punya, itu yang terbaik untuk kita. Allah tau yang kita butuhkan, pingu."
Pingu pun berkaca2 mendengarkan penjelasan kelinci itu. Dia akhirnya berterima kasih pada kelinci itu lalu bergegas pulang ke antartika.